Menurut Bahasa :
tumbuh (numuww),Suci (thaharah) dan bersih Berkembang dan bertambah (ziyadah) .
Menurut Istilah Fiqh :
Menyerahkan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak menerimanya
Tujuan Zakat (1) :
Membersihkan :
1. Membersihkan jiwa orang yang memiliki kelebihan harta dari kekikiran.
2. Membersihkan hati fakir miskin dari sifat iri dan dengki
3. Membersihkan masyarakat dari benih perpecahan
4. membersihkan harta dari hak orang lain
Tujuan Zakat (2) :
Mengembangkan :
1. Mengembangkan kepribadian orang yang memiliki kelebihan harta dari eksistensi moralnya
2. Mengembangkan kepribadian fakir miskin
3. Mengembangkan dan melipatgandakan nilai harta
4. Sarana jaminan sosial dalam islam
5. Sarana mengurangi terjadinya kesenjangan social
Landasan Kewajiban Zakat
QS At-taubah ayat 103 :
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
tumbuh (numuww),Suci (thaharah) dan bersih Berkembang dan bertambah (ziyadah) .
Menurut Istilah Fiqh :
Menyerahkan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak menerimanya
Tujuan Zakat (1) :
Membersihkan :
1. Membersihkan jiwa orang yang memiliki kelebihan harta dari kekikiran.
2. Membersihkan hati fakir miskin dari sifat iri dan dengki
3. Membersihkan masyarakat dari benih perpecahan
4. membersihkan harta dari hak orang lain
Tujuan Zakat (2) :
Mengembangkan :
1. Mengembangkan kepribadian orang yang memiliki kelebihan harta dari eksistensi moralnya
2. Mengembangkan kepribadian fakir miskin
3. Mengembangkan dan melipatgandakan nilai harta
4. Sarana jaminan sosial dalam islam
5. Sarana mengurangi terjadinya kesenjangan social
Landasan Kewajiban Zakat
QS At-taubah ayat 103 :
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
Hadist :
“Islam dibangun atas lima rukun : syahadat la ilaha illaLah muhammadar rosululLoh, menegakkan sholat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji dan shoum di bulan ramadhan.”
“Islam dibangun atas lima rukun : syahadat la ilaha illaLah muhammadar rosululLoh, menegakkan sholat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji dan shoum di bulan ramadhan.”
Ijma : Para ulama salaf (ulama klasik)
ataupun ulama kholaf (kontemporer) sepakat akan wajibnya zakat.
Perbedaan Zakat, Infaq, Shodaqoh
Zakat : Kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan waktu tertentu.
infaq : Mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat, ada yang wajib dan ada pula yang sunnah.
Shodaqoh : Maknanya lebih luas, mencakup infaq, zakat, atau kebaikan non materi lainnya.
Penjelasan
INFAQ arti menurut bahasa MEMBELANJAKAN.
Pengertian Menurut Syara’ ;
· Mengeluarkan harta karena taat (patuh) kepada Allah
Zakat : Kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan waktu tertentu.
infaq : Mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat, ada yang wajib dan ada pula yang sunnah.
Shodaqoh : Maknanya lebih luas, mencakup infaq, zakat, atau kebaikan non materi lainnya.
Penjelasan
INFAQ arti menurut bahasa MEMBELANJAKAN.
Pengertian Menurut Syara’ ;
· Mengeluarkan harta karena taat (patuh) kepada Allah
INFAQ terdiri dari:
1. INFAQ WAJIB; seperti zakat, nadzar
2. INFAQ SUNNAT’ ; seperti memberikan pertolongan dengan mem-berikan suatu barang.
1. INFAQ WAJIB; seperti zakat, nadzar
2. INFAQ SUNNAT’ ; seperti memberikan pertolongan dengan mem-berikan suatu barang.
FIRMAN ALLAH SWT : artinya
…….. dan tetaplah kamu ber-INFAQ untuk
agama Allah, dan janganlah kamu menjerumuskan diri dengan tanganmu sendiri kelem-
bah kecelakaan (karena menghentikan INFAQ itu).” (Q-S. Al Baqarah ayat 195)
Sabda Rasulullah SAW.
Dari Abu Musa Al-Asyary R.A. dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiap-tiap Muslim haruslah bersedekah”; Sahabat bertanya; “Bagaimana kalau dia tidak mampu Ya Rasulullah?”; Nabi menjawab, “Dia harus berusaha dengan kedua tangan (tenaga)nya hingga berhasil untuk dirinya dan untuk bersedekah”; Sahabat bertanya, “bagaimana kalau dia tidak mampu?”; Nabi menjawab; ” menolong orang yang mempunyai kebutuhan dan keluhan”; Sahabat bertanya, “bagaimana kalau dia tidak mampu?”; Nabi menjawab, “Dia melakukan sesuatu perbuatan baik atau menahan dirinya dari perbuatan munkar (kejahatan) itupun merupakan shodaqoh baginya”.
Dari Abu Musa Al-Asyary R.A. dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiap-tiap Muslim haruslah bersedekah”; Sahabat bertanya; “Bagaimana kalau dia tidak mampu Ya Rasulullah?”; Nabi menjawab, “Dia harus berusaha dengan kedua tangan (tenaga)nya hingga berhasil untuk dirinya dan untuk bersedekah”; Sahabat bertanya, “bagaimana kalau dia tidak mampu?”; Nabi menjawab; ” menolong orang yang mempunyai kebutuhan dan keluhan”; Sahabat bertanya, “bagaimana kalau dia tidak mampu?”; Nabi menjawab, “Dia melakukan sesuatu perbuatan baik atau menahan dirinya dari perbuatan munkar (kejahatan) itupun merupakan shodaqoh baginya”.
»Ketentuan ber- INFAQ
INFAQ WAJIB ; bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan.
INFAQ SUNNAT : Tidak ada ketentuan dalm bentuk dan jumlah pemberiannya, terserah kepada pertimbangan dan keikhlasannya.
INFAQ WAJIB ; bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan.
INFAQ SUNNAT : Tidak ada ketentuan dalm bentuk dan jumlah pemberiannya, terserah kepada pertimbangan dan keikhlasannya.
»Manfaat ber-INFAQ : mengharap ridho
Allah dan melatih diri
S H A D A Q O H
Istilah umumnya Derma, penjelasan menurut kebiasaan Memberi sesuatu kepada orang lain yang sangat membutuhkannya dengan mengharap pahala dari Allah SWT.
Istilah umumnya Derma, penjelasan menurut kebiasaan Memberi sesuatu kepada orang lain yang sangat membutuhkannya dengan mengharap pahala dari Allah SWT.
Pengertian menurut syara’: memberi
sesuatu kepada orang yang membutuhkan sekalipun ia tidak mengharapkan pahala,
atau memberi sesuatu kepada orang kaya karena mengharapkan pahala di akherat;
Pengertian menurut kebiasaan: memberi sesuatu kepada orang lain yang sangat
membutuhkannya, dengan mengharapkan pahala dari Allah S.W.T.
FIRMAN ALLAH SWT – SURAH AL-BAQARAH 177
;
artinya memberikan harta benda yang
dikasihi kepada keluarganya yang miskin dan kepada anak yatim dan orang miskin,
dan orang dalam perjalanan dan kepada orang-orang yang meminta (karena tidak
punya) dan untuk memerdekakan hamba sahaya”.
Kententuannya tidak disyaratkan ijab
qobul (serah terima)
» Manfaat bershadaqoh :
Untuk dapat mencegah datangnya bala.
Untuk dapat memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk mengharap keberkahan harta yang dimiliki.
Untuk dapat mencegah datangnya bala.
Untuk dapat memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk mengharap keberkahan harta yang dimiliki.
Sebelum menjawab pertanyaan tentang
apakah tabungan haji wajib dikeluarkan zakatnya ? Perlu kami ulas sebalumnya
tentang Zakat terlebih dahulu. Sebagaimana kita ketahui, zakat penghasilan
seperti gaji, honor, upah dan jejenisnya merupakan bentuk zakat yang di masa
lalu belum ditetapkan. Zakat
penghasilan baru ditetapkan di masa sekarang ini melalui ijtihad para ulama besar di abad ini.
penghasilan baru ditetapkan di masa sekarang ini melalui ijtihad para ulama besar di abad ini.
Sebagai sebuah ijtihad, tentu saja
melahirkan pro dan kontra. Yang tidak setuju dengan adanya zakat penghasilan
berprinsip bahwa zakat itu bagian dari ibadah ritual, sehingga harus didasari
dengan dalil-dalil yang qath’i dan tegas. Dan kitab-kitab hadits atau pun fiqih
klasik sama sekali tidak pernah menyinggung tentang kewajiban zakat penghasilan
ini.
Pendapat lembaga zakat yang PERTAMA
mengatakan tidak ada lagi zakat untuk uang tabungan melandaskan
ijtihadnya dengan logika bahwa zakat tidak perlu dibayarkan dua kali untuk
harta yang sama. Karena pemilik uang sudah bayar zakat penghasilan, maka uang
itu tidak perlu lagi dibayarkan zakatnya
sebagai zakat tabungan. ( tentunya kita sudah melaksanakan Zakat terlebih dahulu sebelum menabung di Tabunga Haji )
sebagai zakat tabungan. ( tentunya kita sudah melaksanakan Zakat terlebih dahulu sebelum menabung di Tabunga Haji )
Sedangkan pendapat lembaga amil yang
KEDUA mewajibkan zakat lagi, berprinsip bahwa semua jenis dan bentuk harta ada
zakatnya. Ketika menerima sebagai gaji, wajib dikeluarkan zakatnya. Dan ketika
disimpan menjadi tabungan lalu terkumpul hinngga mencapai nishab dan haul,
wajib lagi dizakatkan.
Nah, seandainya tidak ada zakat
penghasilan, tentu tidak perlu ada perbedaan pendapat ini. Karena yang
dizakatkan tinggal satu saja, yaitu zakat uang tabungan.
Jadi Mana Yang Benar?
Dalam hal ini kita tidak bisa
menyalahkan salah satu pendapat. Keduanya berangkat dari ijtihad yang kuat.
Yang mengatakan harus ada zakat tabungan
lagi di luar zakat penghasilan berangkat dari logika bahwa tiap jenis harta
zakat ada ketentuan zakatnya. Misalnya seseorang bertani dan mendapatkan panen
yang melebihi nisab. Maka dia harus berzakat sesuai dengan ketentuan. Lalu dari
hasil panen yang dijualnya itu, dia membeli beberapa ekor sapi untuk
diternakkan. Apabila telah memenuhi nishab dan haulnya, petani yang kini punya
profesi sampingan sebagai peternak itu tetap wajib berzakat atas harta
ternaknya.
Mengapa demikian?
Karena ternak miliknya itu telah
memenuhi syarat baginya untuk wajib mengeluarkan zakat. Meski sumber permodalannya
dari hasil panen yang sudah dikurangi untuk berzakat.
Kesimpulan:
Kedua pendapat di atas lagi-lagi adalah
hadsil ijtihad yang didapat dari berbagai dalil. Terkadang hasil ijtihad bisa
sama dengan sesama para ahli ijtihad yang lain, tetapi tidak jarang hasilnya
berbeda-beda.
Perbedaan pandangan itu biasanya lahir
karena berbagai sebab. Yang utama di antaranya karena perbedaan sudut pandang,
juga karena perbedaan metodologi pengambilan kesimpulan hukum, bahkan tidak
jarang perbedaan itu terjadi karena perbedaan dalam menetapkan keshahihan suatu
hadits, juga ketika menetapkan kekhususan dan ke-umumannya.
Buat kita yang awam, hasil ijtihad yang
mana saja boleh kita pilih dan suatu ketika boleh saja kita tinggalkan. Sebab
boleh jadi ulama yang mengeluarkan hasil ijtihad itu sendiri suatu ketika akan
mengoreksi kembali pendapatnya. Dan hal itu hukumnya sah-sah saja.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu
‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
==============================
1. Al-Qordhawi, Fiqh al-Zakah
2. Artikel :Tinjauan Hukum Zakat, Menurut Perspektif Hukum Islam dan perundang-undangan oleh Ahmad Zainuddin, LC
3. Wahbah al-Zuhayly, zakat kajian berbagai mazhab,
2. Artikel :Tinjauan Hukum Zakat, Menurut Perspektif Hukum Islam dan perundang-undangan oleh Ahmad Zainuddin, LC
3. Wahbah al-Zuhayly, zakat kajian berbagai mazhab,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar