Kamis, 10 November 2011

Menjaga Diri dan Keluarga dari Harta yang Haram

Menjaga Diri dan Keluarga dari Harta yang Haram
Bismillahirrahmanirrahim….
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Al Mu’minun 51)
Dalam ayat tersebut telah jelas disebutkan bahwa Allah memerintahkan kepada kita agar makan dari rezeki yang halal dan baik terlebih dahulu baru kemudian diperintahkan untuk beribadah. Pasti ada makna dibalik perintah tersebut, karena makanan yang dimakan akan berpengaruh kepada akhlak dan kebersihan jiwa seseorang. Orang-orang yang senantiasa menjaga kesucian diri dan hartanya dari sesuatu yang haram akan lebih mudah untuk taat kepada Allah SWT, sebaliknya bagi orang-orang yang darahnya terbentuk dari rejeki dan makanan yang haram maka akan membuat orang tersebut lalai dan jauh dari Allah.
Ada beberapa dampak buruk sebagai akibat dari mengkonsumsi makanan dan harta haram, yaitu antara lain:
  1. Mencampakkan pelakunya ke Neraka.
    • “Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya”. (HR. Ath-Thabrani)
      Atau dalam hadits serupa lainnya yaitu :
    • “Setiap daging (bagian tubuh) yang tumbuh dari barang yang haram, maka api nerakalah baginya” . (HR. At Tirmidzi)
    • Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya“. [HR Ahmad & Ad Darimi].
    • Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)
    • Barangsiapa tidak memperdulikan dari mana ia memperoleh harta, maka Allah tidak perduli pula dari mana Dia memasukannya ke neraka” (HR. Abu Manshur Ad-Dailani).
  2. Tidak terkabulnya Do’a.
    Dari Abu Hurairoh ra, ia berkata: “Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rosul, Allah berfirman, “Wahai para Rosul makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal sholih” (QS Al Mukminun: 51). Dan Dia berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS Al Baqoroh: 172). Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Robbku, wahai Robbku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin orang seperti ini dikabulkan do’anya?.” (HR. Muslim)
  3. Tidak diterimanya Amalan selama 40 hari.
    Al-Hafidz Ibnu Mardawih meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa ketika dia (Ibnu Abbas) membaca ayat:
    berdirilah Sa’ad bin Abi Waqash kemudian berkata: “Ya Rasulullah, do’akan kepada Allah agar aku senantiasa menjadi orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal)niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal-amalnya selama 40 hari, dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak baginya (HR. Ath-Thabrani) 
  4. Mengeraskan Hati.Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).

    At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
  5. Shalatnya tidak diterima.
    Siapa saja yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham, satu dirham diantaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima sholatnya selama pakaian itu dikenakan”. (HR. Ahmad)
  6. Haji dari Harta Haram Tertolak.
    Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)
  7. Sedekahnya ditolak.
    Rasulullah SAW: Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud). Atau dalam hadits lainnya :
    Barangsiapa memperoleh harta dengan cara yang haram, kemudian ia shadaqahkan, maka tidak akan mendatangkan pahala, dan dosanya ditimpakan kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya dengan sanad hasan).
  8. Silaturrahminya sia-sia.
    Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud)
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa tidak bergerak dua telapak kaki anak cucu Adam di hari kiamat nanti sampai ditanya (salah satunya) tentang hartanya darimana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan.(untuk matan lengkapnya lihat Sunan At-Tirmidzi, hadits no.2417).
Banyak orang yang tidak peduli darimana sumber harta yang ia peroleh. Bagi mereka halal dan haram sama saja. Kenapa begitu bodohnya manusia sehingga menjadi lalai dan bahkan seolah-olah tidak merasa bersalah bila ia melakukan korupsi atau mengambil sesuatu yang bukan haknya. Padahal semua itu hanya akan menyusahkan saja. Di dunia ia akan senantiasa merasa gelisah dan akan menghadapi banyak masalah, karena harta haram itu tidak barokah. Bahkan di akhirat akan mendapatkan siksaan yang lebih berat lagi. Begitu meruginya orang-orang yang memakan harta haram, karena amal ibadah mereka jadi sia-sia. Allah tidak menerima sholat, sedekah dan haji mereka selama masih ada harta haram yang mereka gunakan.
Untuk para orang tua atau para calon orang tua, ingatlah untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari panas nya api neraka. Jangan jerumuskan anak dan istri yang kamu sayangi dengan memberikan mereka makanan dari harta yang haram. Para ayah selalu merasa bangga jika bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka akan berusaha untuk mengumpulkan harta yang banyak agar bisa membuat anaknya senang dan hidup serba berkecukupan. Bahkan kadang untuk hal itu, sang ayah sanggup melakukan apa saja agar kebutuhan sang anak tercukupi. Kasih sayang  dan keinginan yang begitu besar tersebut sampai membuat mereka menutup mata dari mana saja sumber uang yang mereka peroleh. 
Itulah kasih sayang yang keliru. Tidak kah mereka para orang tua berpikir sekali lagi, bahwa harta dan makanan haram yang mereka berikan kepada sang anak, hanya akan membuat anak menderita meskipun kelihatan nya mereka hidup serba berkecukupan. Rejeki haram yang mereka makan akan menjerumuskan mereka ke neraka, tidak kah orang tua menyadari hal itu?? tegakah para orang tua melihat anak-anak nya ikut bersama mereka ke neraka?? Bahkan di dunia pun penderitaan itu akan mereka rasakan. Anak-anak yang tumbuh dari harta yang haram akan membuat mereka menjadi pembangkang dan sulit untuk patuh pada orang tua. Dan sudah pasti akan sangat sulit membuat mereka para anak untuk dekat dengan Penciptanya. Jadi, jangan salahkan anak jika mereka sulit untuk diatur. Harta haram juga akan membawa penyakit bagi anak-anak kita. Jadi, sadarkah para orang tua?? masih kan kalian ingin memberikan kasih sayang dengan cara keliru seperti ini?? kasih sayang yang hanya akan membuat keluarga yang anda sayangi ikut terjerumus dalam api neraka. Na’udzubillah mindzalik.
Semoga Allah menjaga kita semua, agar senantiasa berhati-hati dalam mencari rezeki dan terhindar dari rezeki dan harta yang haram. Aamiin.
Akan datang sesuatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram“. [HR Bukhari].

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar