Selasa, 28 Juni 2011

Akhir Sebuah Perjalanan, Memulai Babak Baru Perjuangan

Aku dilahirkan dari keluarga yang amat sangat nasionalis. Bapakku seorang pegawai negeri tulen. saya katakan tulen karena setiap ada pemilihan umum saya diharuskan memilih partai "pemerintah" saat itu.

kenasionalisan dapat saya simpulkan karena tidak menekankan pendidikanku kepada pendidikan Agama. Agama dianggap pelengkap hidup. setelah selesai menunaikan kewajiban sholat ya sudah selesai kewajiban Agama.

karena minimnya ilmu agama dari kecil dan komunitas yang tidak mendukung waktu itu, aku hanya berkutat kepada aktivitas2 duniawi sampai aku menginjak remaja (umur 16 tahun) aku mulai membuka mata bahwa ilmu agama sangat penting dipelajari. setapak demi setapak aku pelajari ilmu agama dari guru agama SMA, dari melihat kakak perempuanku yang sudah duluan menambah ilmu Agama. sampai akhirnya pada suatu ketika......di malam yang romantis..... aku bermesraan dengan kekasihku.... tiba-tiba...
terdengar bunyi telepon rumah. kuangkat telepon dan kudengar suara kakakku yang menanyakan kabar beritaku. betapa senang hatiku, kakakku yang jauh memperhatikan aku. singkat cerita, aku menceritakan kepada kakakku bahwa aku sekarang mempunyai seorang kekasih. kakakku ingin berkenalan lewat telepon. betapa kaget diriku setelah telepon kuberikan kepada kakakku dan berbincang dengan kekasihku. telepon ditutup dan kekasihku meninggalkan diriku tanpa sepatah kata kepada diriku.

apa gerangan yang terjadi, dalam hatiku bertanya-tanya? karena tidak mau menambah kekesalan kekasihku, aku bertanya kepada kakakku, apa gerangan yang terjadi dalam perbincangan antara kakakku dengan kekasihku malam itu.

kakakku dengan keras dan tegas menyampaikan bahwa kita sebagai seorang muslim yang sudah bisa berfikir dan memahami ilmu agama, tidak diperbolehkan untuk berpacaran. kakakku mengatakan kepada kekasihku untuk memutuskan hubungan pacaran dengan diriku.

setelah mengetahui duduk perkaranya. aku mencoba untuk tabah dan menerima dengan lapang dada. aku pelajari ilmu agama yang ada hubungannya dengan masalah perempuan, kalau tidak salah melalui buku imam ghozali (judulnya lupa). masih dalam ingatanku bahwa pria diharuskan berhati-hati berhubungan dengan wanita. kalo kita tidak bisa menjaga sikap dan mengendalikannya maka kita akan terjerumus ke neraka.

masih dalam ingatanku juga bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah para wanita karena :
1.  Menunda-nunda waktu bersuci sehingga melewatkan kewajiban sholatnya.
2.  wanita adalah insan yang paling mudah menggoda lawan jenisnya untuk berbuat maksiat. dls
(klo penasaran tentang wanita penghuni neraka cari sendiri ya di buku-buku Al Ghozali).

setelah memiliki ilmu yang dangkal tersebut. akhirnya aku berusaha untuk menjaga jarak dengan wanita. sebagai trik, aku membiarkan kumis dan jenggotku memanjang, aku memakai peci/kupluk setiap pergi kuliah di Politeknik Negeri (bukan sekolah islam) hingga ada yang memanggilku pak Kyai. Padahal, padahal niiiiiih aku ndak mudeng ilmu agama.

dengan sebutan baruku tadi, mulailah aku sadar diri, berbenah, menambah ilmu agama hingga pada akhirnya bertemu dengan seorang laki-laki yang bernama Yusuf di perpustakaan kampus. melalui perkenalan tersebut aku diajak untuk belajar masalah keagamaan, mengkaji Al Qur'an bersama-sama. mendapat tawaran yang sesuai dengan yang aku cari. Akhirnya aku belajar dari mas Yusuf. di lain kesempatan aku bertemu dengan teman baru (lupa tempat pertemuannya). orang tersebut bernama Syahid, yang juga menawarkan untuk berbagi ilmu dan mempelajari bersama Ilmu Al Qur'an. aku ikuti ajakan mas Syahid. dalam pertemuan kedua aku diperkenalkan dengan mas Abdullah (Pak Dul), dan pada pertemuan ketiga aku diperkenalkan dengan pak Fatah (Abi Fatah).

Pertemuan demi pertemuan ku ikuti dengan senang hati hingga pada pertemuan ketiga, aku menyadari bahwa perjalanan hidupku dari mulai lahir sampai menginjak umur 19 tahun berjalan pada arah yang salah. arah ke neraka bukan arah ke surga.

AKU AKHIRI  PERJALANAN SESATKU,

AKU MULAI BABAK BARU DENGAN HIDAYAH ILLAHI,

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, engkau telah mengirim Pak Yusuf, Pak Syahid, Pak Dul dan Abi Fatah memberikan pencerahan kepadaku. semoga amal ibadahnya menjadi amal Jariyah melalui diriku. semoga mereka bisa terus menyebarkan seruan-Mu, menyelematkan banyak lagi orang yang tersesat seperti hamba sampai akhir hayatnya. Semoga mereka selalu diberi perlindungan dan berada terus dalam hidayah-MU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar